Tangerang – Liputan Warta Jatim. Tangerang Selatan. Isu perubahan iklim bukan lagi sekadar wacana global, tetapi sudah menjadi tantangan nyata di depan mata. Dalam momentum peluncuran One Planet City Challenge di Ballroom Swiss-Belhotel Serpong, Tangerang Selatan 24 Juli 2025, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyerukan pentingnya peran aktif kepala daerah dalam memahami dan menangani isu perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Menurut Bima, kepala daerah saat ini didominasi oleh generasi muda sekitar 80 persen merupakan wajah baru. Namun justru karena itu, penting untuk menjadikan isu iklim sebagai bagian dari mainstream kebijakan daerah.
“Ini tantangan besar, karena isu iklim sering dianggap jauh dari keseharian. Padahal generasi muda, termasuk para kepala daerah baru, justru punya potensi menjadi pionir perubahan,” ujar Bima.
Bima menekankan bahwa memahami isu lingkungan bukan sekadar tugas Dinas Lingkungan Hidup, tapi perlu pendekatan lintas sektor. Ia mendorong kerja sama konkret antara pemda dengan kampus, lembaga kajian (think tank), dan komunitas masyarakat sipil.
Pengalaman pribadinya saat menjabat Wali Kota Bogor dijadikan contoh. Ia menggandeng IPB dan berbagai lembaga riset untuk mendukung kebijakan berbasis data dan ilmu pengetahuan.
“Kita perlu buka ruang seluas-luasnya untuk kolaborasi. Jangan ragu libatkan perguruan tinggi, LSM, dan tokoh masyarakat. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam isu sebesar ini,” katanya.
Kementerian Dalam Negeri, kata Bima, memiliki peran supervisi agar program-program pemerintah daerah selaras dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) khususnya di bidang lingkungan. Ia meminta seluruh sekda agar berkoordinasi erat dengan Bappeda dan OPD terkait.
“Jangan sampai program lingkungan hanya diserahkan ke DLH. Semua sektor harus bergerak bersama, dari perencanaan, keuangan, hingga pelayanan publik,” tegasnya.
Isu krusial lainnya adalah pendanaan. Bima mengingatkan pentingnya membuka ruang partisipasi dari publik dan swasta untuk membiayai program-program ramah lingkungan. Ia juga menyoroti perlunya kampanye kreatif yang melibatkan figur publik dan komunitas.
“Saya siap jadi penghubung antara daerah dengan para aktor lingkungan, termasuk CSO. Kolaborasi ini harus terus hidup, karena target pengurangan emisi tidak bisa ditunda,” ucapnya penuh semangat.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kebijakan, termasuk CEO WWF Indonesia Aditya Bayunanda, Wali Kota Langsa Jeffry Sentana Putra, Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, serta jajaran kepala Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup dari berbagai kota.
Ariesto Pramitho Ajie
Kaperwil Jabodetabek