Kediri – Liputan Warta Jatim, Ulama Tasawuf asal Kota Santri membangun Pesantren Kebangsaan Jatidiri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara dengan biaya milyaran rupiah, guna mencerdaskan generasi Indonesia agar memiliki kesadaran berbangsa dan kesadaran bernegara. Hari ini, Sabtu (02/11/2024) pesantren mulai beroperasi.
Pesantren kebangsaan lintas agama yang baru selesai dibangan ini merupakan persembahan istimewa untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Pesantren Jatidiri Bangsa Merajut Perdamaian Nusantara ini adalah ide gagasan Bapak Kyai Muhamad Muchtar Mujtaba Mu’thi Pimpinan Thoriqoh Shiddiiqyyah yang berpusat di Jombang Jawa Timur yang beliau persembahkan untuk bangsa dan Negara, mendidik generasi muda agar tidak melupakan jatidiri bangsanya,” papar Suhardono Ketua Pembangunan Pesantren.
Menurutnya biaya pembangunan pesantren kebangsaan ini mencapai Rp 2 milyar lebih. “Benar-benar ini merupakan Berkat Rohmat Alloh yang Maha Kuasa, persembahan yang istimewa dengan biaya pembangunan lebih 2 milyar dengan biaya mandiri, kesadaran gotong royong dari murid-murid beliau.” Tambah Pria yang juga Ketua Umum Persada Soekarno ini.
Bergaya kuno dan modern, pesantren kebangsaan yang berkapasitas 300 santi ini di desain dengan sentuhan gaya Majapahit dengan dinding bata merah dan taman-taman bunga yang indah.
Untuk mempercepat proses belajar mengajar sekitar 280 calon guru pendidik mulai menerima pelajaran Jatidiri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara menuju perdamaian dunia.
“Ini baru dimulai untuk para calon guru pendidik, dua hari ini Jumat dan Sabtu. Dan setelah ini langsung dibuka untuk umum para calon santri lintas agama,” tambah Suhardono.
Pembekalan khusus calon guru pendidik pesantren kebangsaan ini diberikan oleh Kyai Muhammad Muchtar Mujtaba Mu’thi Pimpinan Pesantren Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Mial Iman Shiddiqiyyah Jombang Jawa Timur yang juga pemrakarsa organisasi kebangsaan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan.
Dalam memberikan pelajaran sang Kyai juga didampingi oleh Romo Yohanes Pendeta Kristen Ortodok, Romo Salam Raharjo pemuka agama Hindu, Romo Wisnu Sugiman pemuka agama Katolik dan tampak hadir juga Pinandita Edi Sunyoto pemuka agama Budha dan Mangku Munandar pemuka agama Hindu.
“Ini adalah pesantren kebangsaan bukan pesantren keagamaan. Pendidikanya fokus untuk menumbukan kesadaran berbangsa dan bernegara.” Pungkas Suttan Haji Mawardi, pengajar asal Palembang. (nb/sk)
