Sumedang – Liputan Warta Jatim, Sebuah pesan penuh inspirasi datang dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat melantik 1.110 Pamong Praja Muda lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXII di Lapangan Parade Kampus IPDN, Jatinangor. Ia menegaskan bahwa setiap anak bangsa, tanpa memandang latar belakang sosial, memiliki peluang yang sama untuk meraih prestasi gemilang di dunia pendidikan dan pemerintahan.

 

Pernyataan itu bukan sekadar motivasi kosong. Mendagri Tito dengan bangga menyampaikan bahwa mayoritas dari 10 lulusan terbaik IPDN tahun ini berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, peringkat pertama diraih oleh Suwandi, pemuda asal Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, yang merupakan anak seorang penjual bakso.

 

“Saya bangga. Kenapa? Karena anak-anak yang masuk [IPDN] itu sebagian besar dari rakyat biasa. Tadi 10 besarnya, yang nomor satu itu anak tukang bakso,” ujar Tito di hadapan awak media.

 

Mendagri menilai fakta tersebut sebagai bukti nyata bahwa IPDN telah menjadi wadah pendidikan yang adil dan berkualitas, di mana siapa pun bisa berkembang asal memiliki tekad dan kerja keras. Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini bukan hanya milik pribadi para lulusan, tetapi juga menjadi simbol bahwa akses pendidikan unggul tidak lagi terbatas bagi kalangan tertentu.

Baca Juga :  Terobosan Kemenag Banyumas, Gelar Les CAT bagi Calon Petugas Haji 2025

 

Lebih lanjut, Tito berharap para lulusan IPDN mampu melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang internasional. Menurutnya, belajar di luar negeri bisa memperluas wawasan, membentuk jejaring global, dan menanamkan kultur profesional yang dapat dibawa pulang ke Tanah Air.

 

“Pulang ke Indonesia, mereka membawa kultur yang baik dan menularkannya kepada ASN lainnya. Harapan saya, ASN kita mengalami revolusi mental menuju pelayanan publik yang lebih berintegritas,” tegasnya.

 

Salah satu kisah yang paling menyentuh dari pelantikan tersebut datang dari Suwandi, sang lulusan terbaik. Ia menceritakan perjalanan panjang dan penuh perjuangan sejak mengikuti seleksi IPDN di tengah pandemi COVID-19. Tantangan demi tantangan dihadapi, tetapi semangat dan dukungan orang tua menjadi sumber kekuatan utamanya.

 

“Banyak rintangan saat itu, tetapi saya tidak pernah menyerah. Saya yakin dengan usaha dan doa, semua bisa dicapai,” ucap Suwandi haru.

Baca Juga :  Jelang Hari Bhayangkara ke-78, Pemohon SIM Keliling Dapat Sarapan Gratis dari Satlantas Polres Gresik

 

Kini, sebagai bagian dari pamong muda, Suwandi berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati dan menginspirasi anak-anak muda di seluruh Indonesia agar tidak takut bermimpi besar.

 

“Untuk adik-adik di seluruh Tanah Air, jangan pernah merasa kecil. Latar belakang bukan batasan, melainkan pijakan menuju masa depan,” pungkasnya.

Pelantikan IPDN tahun ini bukan sekadar seremoni formal. Lebih dari itu, momen ini menjadi penegas bahwa Indonesia tengah bergerak menuju pemerintahan yang inklusif dan meritokratis. Di tengah berbagai tantangan bangsa, harapan baru tumbuh dari mereka yang dulunya mungkin tak diperhitungkan, tetapi kini siap membawa perubahan. Dan seperti kata Mendagri, masa depan Indonesia tak ditentukan oleh siapa orang tuamu, melainkan oleh seberapa besar tekadmu untuk mengabdi dan berprestasi.

Ariesto Pramitho Ajie

Kaperwil Jabodetabek

By Cahyo