Sulut- Liputan Warta Jatim, Kesetiaan dan perjuangan relawan dalam memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden serta Yulius Selvanus Komaling (YSK) sebagai Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) mendapat apresiasi tinggi dari YSK.
Para relawan yang sejak awal berjuang bersama diketahui telah mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya pribadi untuk mencapai kemenangan tersebut.
Sekretaris Divisi Relawan YSK, Rony Tolalu, menegaskan bahwa tim inti relawan YSK sudah bekerja sejak 2022 dengan jumlah awal sekitar 25 relawan.
Seiring waktu, menjelang pemilihan gubernur pada 27 November 2024, jumlah relawan berkembang menjadi sekitar 100 komunitas/perkumpulan yang secara resmi menyatakan dukungan mereka dalam deklarasi di Rumah Pemenangan Sario dan diberbagai tempat lainnya.
“Kami tahu betul siapa relawan yang benar-benar bekerja bersama sejak sebelum 27 November dan siapa yang baru mengaku sebagai relawan setelah 28 November, saat Bapak YSK dinyatakan menang,” tegas Rony Tolalu.
Terkait pemberitaan yang dimuat di salah satu media online, Rony Tolalu dengan tegas membantah kebenaran informasi tersebut dan menyebutnya sebagai hoax.
Ia juga mengaku mengetahui siapa dalang di balik penyebaran berita miring terhadap YSK.
Menurut Rony, polemik ini muncul setelah kemenangan YSK, ketika kelompok yang menamakan diri sebagai BRNR ilegal pimpinan Sutrisno menggelar acara pelantikan pada Januari 2025 di Lapangan KONI.
Mereka meminta bapak YSK hadir dalam acara tersebut, namun permintaan itu ditolak.
“Saya sudah membuat press release yang tayang di Tribun Manado, menyatakan bahwa kami dari Divisi Relawan YSK tidak mengetahui kegiatan tersebut, dan Bapak YSK sendiri tidak akan hadir,” jelas Rony.
Namun, pada malam sebelum acara pelantikan BRNR ilegal tersebut, Ketua Panitia Demsy Wewengkang bersama beberapa rekannya datang ke kediaman bapak YSK di Sario untuk memastikan kehadiran beliau.
Karena tidak diperkenankan bertemu langsung dengan bapak YSK, Rony yang menemui mereka dan menjelaskan bahwa BRNR yang dipimpin Sutrisno tidak memiliki legalitas.
“Selain sebagai Sekretaris Divisi Relawan YSK, saya juga Ketua DPW BRNR yang sah dan terdaftar di Kesbangpol. 22/3/2025.
Namun, Demsy Wewengkang tidak menerima penjelasan itu dan mengklaim dirinya sebagai wartawan Cobra Bhayangkara News.
Setelah itu, muncul pemberitaan hoax saya dan bapak YSK dimedia tersebut,” ujarnya.
Ketidakhadiran YSK dalam acara di KONI membuat kelompok ini marah dan mulai menyebarkan berita miring.
Sejak Januari 2025, sejumlah berita hoax muncul di media online Cobra Bhayangkara News, yang ditulis oleh Demsy Wewengkang.
Berita hoax pertama muncul pada Januari 2025, disusul pemberitaan kedua pada Rabu, 18 Maret 2025, yang melibatkan sosok bernama Nona Tasiam.
Kemudian, pada 21 Maret 2025, berita ketiga kembali dimuat dengan mencatut nama Detty Massie, yang disebut-sebut memiliki motif tertentu dalam menyebarkan isu negatif tentang bapak YSK.
Menyikapi kondisi yang dinilai sebagai upaya pencemaran nama baik dan pembentukan opini publik yang menyesatkan, Rony Tolalu, didampingi Stefanus Stefi Sumampouw selaku Ketua DPW-LKPRI Sulut serta Tim Hukum YSK, telah mengambil langkah hukum.
Pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (DirReskrimsus) Polda Sulut serta mengajukan pengaduan ke Dewan Pers di Jakarta.
“Kami tidak tinggal diam atas berita bohong yang disebarkan.
Ini adalah langkah tegas untuk menjaga nama baik Bapak YSK dan memastikan tidak ada pihak yang mencoba memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi,” Tutup Rony.
Winsy.W