Liputan Warta Jatim, Hukum seperti tidak mampu dan kalah di perjudian karena semakin besarnya praktik judi online menghancurkan Rakyat dan Negara Indoesia. Mengetahui Judi Online Makin Menikam Membunuh Ekonomi Rakyat. Apa mungkin Mentri Komdigi lupa dengan tugasnya memberantas semua situs judi online serta bekerja sama dengan polri. Jangan lagi ada cerita bahwa yang memberikan setoran akan di lindungi oleh oknum Penegak hukum dan oknum Komdigi.
Ribuan Trilyun uang di negara ini di sedot ke luar negri dari judi online dan berdampak besar dengan daya beli Masyarakat lemah dan terpuruk tajam.
Tidak ada lagi geliat ekonomi yang bisa menyerap lapangan pekerjaan dari hampir di banyak sektor dari kelas kecil sedang dan besar.
Ledakkan pengangguran karena tidak mencukupi lapangan pekerjaan saat ini membuat Prof DR KH Sutan Nasomal SH,MH juga sangat prihatin. Belum ada buktinya Ekonomi akan membaik.
Kebijakan yang di berlakukan saat ini dengan menaikkan pajak ke pundak Masyarakat sangat tidak manusiawi dan melanggar aturan di Undang Undang dasar 1945 dan Pancasila. Dimana Negara Seharusnya hadir menyediakan lapangan pekerjaan yang luas serta memakmurkan Masyarakat disemua sektor ekonomi ini malah tidak terlihat program tersebut. Harga harga kebutuhan pokok untuk Masyarakat makan semakin mahal.
Rakyat lapar dan kesulitan mencari makan disebabkan oleh tidak becus para bawahan Presiden RI dalam menyikapi kondisi saat ini.
Rakyat membaca seperti NKRI BANGKRUT dan tenggelam akibat gagalnya di masa 10 tahun kemaren para pemimpinnya. Maka apakah akan lebih buruk lagi kondisi saat ini.
Pedagang warung Pak Yayat kepada media juga menceritakan bahwa hari harinya dalam usaha warungan mengatakan sangat sepi usaha. Bahkan sudah habis modal lama yang di miliki sehingga saat ini harus berhutang untuk nambah modal isi warungnya.
Para pengusaha kecil pedagang motor bekas atau pedagang mobil bekas juga menyampaikan kepada media bahwa menjual dalam sebulan satu unit saja sangat sulit.
Prof DR KH Sutan Nasomal menyampaikan kepada Media bahwa ini situasi sangat buruk dan lampu merah untuk pemerintah INDONESIA. Apalagi Mata Uang Dolar USA di atas 17.000 dengan Rupiah. Kementrian tidak becus dalam menjaga kekuatan nilai Rupiah.
Program Ketahanan Pangan dan pembangunan seperti hanya dongeng ditelinga pendengaran rakyat.
Kenyataannya tidak seperti dengan buktinya. Kepala Daerah dari Gubernur sampai kebawah jangan hanya pencitraan saja di TIKTOK dan medsos. Tetapi menginjak perut Masyarakat.
Keluhan para pedagang elektronik juga sama bahwa dengan mahalnya mata uang dolar USA membuat kelelahan stress di sektor belanja barang baru. Pasar menjadi sepi.
Tekanan perang dagang NEGARA CHINA & USA sudah bukan issu baru karena sudah berjalan dalam 7 tahun ini. Maka pemerintah seharusnya lebih berani hadir melindungi kekuatan pasar & ekonomi INDONESIA. Dengan menghadirkan program yang melibatkan Negara Negara maju di ASIA serta EROPA atau RUSIA baik di Pariwisata dan Pembangunan. Karena minat tinggi investor PENGUSAHA dari luar negri untuk membangun pabrik pabrik besar.
Presiden RI Jendral Haji Prabowo Subiyanto di yakini oleh Prof DR KH Sutan Nasomal SH,MH pemegang kekuatan ekonomi Negara INDONESIA. Untuk menata kembali sampai sehat prima di semua kekuatan ekonomi.
Juga harap semua instrumen dalam pemerintahan jangan pancing amarah Masyarakat dengan trik trik bodoh menyusahkan rakyat yang sedang menangis menghadapi kondisi saat ini. Buat makan sepiring saja hari ini harus kemana jalannya. NGOJEK saja sepi menurut pak jarwo agar ada pendapatan 100.000 untuk keluarga sangat sulit. Kenyataannya hampir rata rata pendapatan tukang ojek hanya 50.000 perhari bila di kamulasi selama sebulan kerja dari pagi jam 6 sampai malam jam 9 di Jakarta. Bahkan di luar jakarta lebih parah.
Keluarga kecil Masyarakat di negara ini tidak boleh jadi korban politik praktis serta dungu dari akrobat para orang partai yang duduk di DPR RI dan MPR RI. Rakyat tidak bodoh dan bisa membaca pekerjaan mereka selama 10 tahun kebelakang membuat NKRI semakin miskin dan di kuasai oleh lintah darat kapitalis. Istilahnya rakyat mengucapkan. Tikus tikus berdasi hanya memikirkan perutnya sendiri dengan korupsi. Dari hasil kerja kerasnya menginjak perut RAKYAT serta leher RAKYAT dari peraturan yang merugikan RAKYAT dan NKRI.
Narasumber : PROF DR KH SUTAN NASOMAL SH,MH
Pakar Hukum Internasional