Kolaka – Liputan Warta Jatim, Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Kepolisian Resor Kolaka menggelar kegiatan nonton bareng (Nobar) pergelaran wayang kulit secara live Streaming Youtube yang dipusatkan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri Jalan Falatehan Jakarta Selatan. Kegiatan Nobar digelar pada Jumat malam (4/7/25) pukul 21.00 Wita, bertempat di Aula Kemitraan Polres Kolaka.
Wayang kulit dengan lakon “Amartha Binangun” ini menjadi bagian dari perayaan Hari Bhayangkara yang mengangkat kekayaan seni dan budaya bangsa Indonesia. Pergelaran tersebut disaksikan langsung oleh Kapolres Kolaka di Wakili Waka Polres Kolaka Kompol Mochamad Salman, S.H.,S.I.K.,M.H.,Forkopimda Kab. Kolaka dan PJU Polres Kolaka,Pa Ba serta Para Undangan Pecinta Wayang Kulit KKJK Kerukunan Keluarga Jawa di Kolaka.
Lakon wayang kulit “Amartha Binangun” menceritakan kisah perjuangan para Pandawa dalam membangun dan membabad alas (membuka hutan) untuk membangun kerajaan Amartha, setelah mereka tidak mendapatkan hak atas kerajaan Astina dari Prabu Destarata, paman mereka. Kisah ini sarat makna filosofi kehidupan, kepemimpinan, serta semangat gotong-royong—nilai-nilai yang selaras dengan semangat Bhayangkara.
Jalannya Lakon wayang kulit “Amartha Binangun” menampilkan empat dalang lintas profesi yakni Prof. Dr. KPH. Yanto, Ki Bayu Aji Pamungkas, Mayor Laut Harso Widisantoso, dan Ipda Sri Kuncoro, dengan bintang tamu seperti Marwoto, Dimas Tedjo dan kawan-kawan.
Nonton bareng wayang kulit ini bukan hanya menjadi ajang hiburan semata, namun juga sarana pelestarian budaya yang mencerminkan filosofi luhur bangsa. Melalui lakon “Amartha Binangun”, nilai-nilai kepemimpinan, keteladanan, dan perjuangan ditampilkan secara simbolik—sejalan dengan semangat Bhayangkara dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hadirnya unsur pimpinan daerah bersama masyarakat menunjukkan kuatnya sinergitas antara institusi Polri dengan seluruh elemen daerah. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan terasa selama pergelaran berlangsung hingga usai.
Pagelaran budaya seperti ini dapat menjadi media perekat antara Polri dan masyarakat dalam bingkai nilai-nilai kearifan lokal.
Baramakassar