Jakarta – Liputan Warta Jatim, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan apresiasi atas kerja keras berbagai pihak yang berhasil menekan kenaikan harga beras di sejumlah daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada minggu pertama September 2025, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras turun signifikan menjadi 100 daerah, dibandingkan 214 daerah pada minggu keempat Agustus 2025.

Sebaliknya, jumlah daerah yang mencatatkan penurunan harga beras justru meningkat tajam. Dari hanya 58 daerah pada akhir Agustus, kini bertambah menjadi 105 daerah pada awal September.

Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, yang digelar di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Senin 8 September 2025, Mendagri menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi pemerintah daerah (Pemda), kementerian, dan lembaga terkait.

Baca Juga :  Tim Penilai Inovasi Daerah Tinjau Lapang ke Banyuwangi

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menggelar gerakan pasar murah dengan memanfaatkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. “Ini intervensi yang bagus,” ujar Mendagri.

Ia menambahkan, intervensi semacam ini harus terus diperkuat terutama di daerah-daerah yang sebelumnya mengalami lonjakan harga.
Kemendagri juga melakukan pemantauan ketat untuk memastikan seluruh Pemda melaksanakan pasar murah secara konsisten.

Mendagri menekankan bahwa stabilisasi harga pangan, khususnya beras, merupakan hal krusial bagi masyarakat.

“Ini penting untuk kepentingan rakyat kecil, stabilisasi pangan terutama beras,” jelas Tito.

Dengan terkendalinya harga beras, diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga serta risiko inflasi dapat ditekan.

Ariesto Pramitho Ajie
Kaperwil Jabodetabek

By Cahyo