Kediri. Liputan Warta Jatim, Ketentuan 17 Agustus 1945 Negara Indonesia Belum Ada” akan dibedah pada pekan ini. Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan, bersama DPD Orshid Kediri, JKPHS (Jamia Kautsaran Putri Hajarulloh Shiddiqiyyah) Kediri, DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Opshid Kediri dan lintas komunitas menjadi penyelenggara acara ini.
Acara bedah buku akan diselenggarakan di Aula Sasono Pandji Saputro Situs Cagar Budaya Ndalem Pojok Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri pada Ahad, 12 Shofar (18/08/2024) mendatang.
Prof. Dr. Drs. Tries Edy Wahyono, MM pemerhati sejarah asal Malang Jawa Timur akan hadir menjadi Nara sumber utama.
Menurut pihak panitia ratusan guru sejarah tingkat Sekolah Menengah Pertama akan menjadi peserta utama bedah buku ini.
“Alhamdulilah kami sudah bertemu koordinator MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan Koordinator MGMP menyambut baik aacara bedah buku ini. Kami sudah mendatangi Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri dan mengirimkan surat undangan,” aku Hendro Wijanarko, S.Pd selaku panitia bedah buku.
Selain guru-guru sejarah panitia juga mengundang pejabat pemerintah, tokoh masyarakat,nseniman, budayawan dan mahasiswa
“Kami juga mengundang pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, budayawan, dan tentu utamanya para generasi muda dari adik-adik mahasiswa,” tambah Hendro.
Dalam catatan sekretaris panitia, semua universitas di Kota dan Kabupaten Kediri juga sudah diundang.
Presiden Mahasiswa UIT Lirboyo Kediri, Presiden Mahasiswa IAIN Kediri, Presiden Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri, Presiden Mahasiswa UNISKA, Presiden Mahasiswa UNIVERSITAS KADIRI, Presiden Mahasiswa UNP Kediri, Presiden Mahasiswa IAIFA Kediri, Presiden Mahasiswa UB Kediri, Presiden Mahasiswa IAI Hasanuddin Pare.
“Semua sudah kita undang termasuk Ketua PC PMII Kediri, Ketua PC GMNI Kediri, Ketua PC HMI Kediri, Ketua IMM Kediri. Semua kita undang dan kita harapkan bisa hadir,” ujar Ermawati Sekretaris Panitia.
Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia berharap bedah buku ini sukses dan membawa imanfaat yang besar.
“Bagi kami sendiri bedah buku sangat penting, karena sejauh yang kami ketahui berdasarkan data primer Teks Proklamasi dan sumber primer pengakuan Sang Proklamator dalam dokumen Risalah Sidang PPKI, memang pada tanggal 17 Agustus 1945 ini Negara Republik Indonesia belum berdiri. Kan, baru besoknya tanggal 18 Agustus 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri,” aku Kushartono.
“Tapi kalau anak milennial sekarang ditanya, kapan berdirinya Negara Republik Indonesia, kan mayoritas menjawab tanggal 17 Agustus 1945?. Inilah mengapa bedah buku ini penting agar semua menjadi jelas,” ujar Kushartono.
Berbagai komunitas dan lembaga bergotong royong menjadi panitia dan mensukseskan bedah buku dan serangakaian acara dengan tema dalam rangka mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti bersama Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia dan linltas komunitas Kediri, MKLI Kab. Kediri, PDKK Kab. Kediri, Hakim LC Kampung Inggris, SMPN 4 Pare, Abi Kediri, JKPHS Kediri, Opshid Kediri, DPD ORSHID Kediri, Ahmadiyah Kediri, Tubing Srinjing, Pasak Kediri, Jampi Sae, BTS 88, Studio Musik Luki juga Sanggar Tari Sasono Panji Saputro.
“Kita gotong royong dan bedah buku ini tidak dipungut biaya alias gratis,” ujar Ki Budi Ketua Panitia acara Syukuran Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Agustus 1945.
Darto