JOMBANG – Liputan Warta Jatim, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menyerahkan salinan naskah ‘’Resolusi Jihad’’ kepada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa dan Hendrar Prihardi (Andika-Hendi).
Sebelum menyerahkan naskah bersejarah itu, Gus Kikin membacakan isi Resolusi Jihad di depan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi. ‘’Mbah Hasyim itu nandur santri banyak di berbagai daerah. Pak Andhika agar bersungguh-sungguh dalam berjuang dan berjihad memperjuangkan kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara,’’ kata Gus Kikin saat menerima silaturahmi Muhammad Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) di rumahnhya, komplekls Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, Selasa (22/10/2024).
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Tim Pemenangan Andika-Hendi yang juga adik kandung Gus Dur, dr H Umar Wahid, Bu Nyai Kikin dan Bu Nyai Farida Sholahudin Wahid.
Sebelumnya, Andika dan Hendi berziarah ke makam tiga tokoh Nahdlatul Ulama, yaitu Hadratussyeih KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid di Kompleks Pesantren Tebuireng Jombang.
Bersama istri masing-masing Hetty Perkasa dan Krisseptiana, kedua pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Tengah itu didampingi Ketua Tim Pemenangan Andika-Hendi KH Umar Wahid Hasyim khusyuk dalam do’a yang dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).
Usai mengikuti tahlil bersama, Andika dan Hendi tampak terharu. Apalagi di sekitar makam ada ribuan santri yang juga berziarah ke makam setelah mengikuti upacara Hari Santri Nasional.
Dia datangi dan mengusap satu persatu pusara makam tiga tokoh nasional itu.
“Wah ini tokoh-tokoh besar semua yang sangat patut hormati ,” kata Andika, mantan Panglima TNI itu, dengan mata berkaca-kaca.
Keluar dari makam Andika dan istri diserbu ratusan santri dan masyarakat peziarah lainnya. Mereka berebut ingin foto bersama.
Dengan sabar penuh keramahan Andika dan Hetty melayani permintaan selfie tersebut.
“Monggo-monggo,” kata Andika dengan senyum dan wajah berseri. Cukup lama peziarah menyita waktu rombongan Andika sebelum meninggalkan kompleks Pesantren di pinggir jalan raya antara Jombang-Pare itu.
Sebelum berziarah rombongan paslon Gubernur Jateng itu menyempatkan bersilaturahim ke pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz.
Gus Kikin menyambut baik kehadiran rombongan Andika-Hendi. “Wah panjenengan semua ini hadir pada waktu yang tepat, pas peringatan Hari Santri Nasional, kata Gus Kikin.
Gus Kikin kemudian menjelaskan sejarah Ponpes Tebuireng dan kepeloporan KH Hasyim Asy’ari di bidang pengembangan pesantren, mendirikan NU dan menggerakkan rakyat dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Resolusi Jihad merupakan seruan dari seorang tokoh ulama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari.
Resolusi ini berisi ajakan kepada masyarakat, khususnya santri dan ulama untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi Jihad ini dianggap sebagai momen penting di kalangan santri dan ulama Indonesia. Untuk itu, pemerintah sepakat mengabadikan tanggal dikeluarkannya resolusi ini sebagai tanggal peringatan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Pasca kemerdekaan Indonesia, pasukan sekutu Inggris dan Belanda datang lagi ke Indonesia. Para pejuang pun meyakini kedatangan mereka kembali akan mengancam Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, para pejuang berusaha untuk menolak kedatangan kolonial tersebut. Salah satunya Laskar Hizbullah yakni pasukan pejuang Islam yang berisi ulama dan santri. Dengan semangat yang membara, Laskar Hizbullah mempersiapkan diri untuk menghadang para penjajah di tanah air tercinta.
Untuk mengobarkan semangat yang sama pada seluruh rakyat Indonesia, Hadlaratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari dan Rais Akbar Nahdlatul Ulama mengumandangkan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945.
Resolusi itu mewajibkan setiap muslim untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari serangan penjajah.
Peristiwa tersebut terjadi di Kota Surabaya tepat di hadapan para ulama NU seluruh Jawa-Madura.
Semangat jihad yang sama pun tersebar ke seluruh Indonesia.(Agus F/Djarmanto-MM