Oplus_131072

Malang – Liputan Warta Jatim, Candi Songgoriti, bersemayam di Desa Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur, bukanlah sekadar situs cagar budaya biasa. Terletak di atas mata air panas alami, candi ini menyimpan sejarah panjang dan misteri yang memikat, menawarkan perpaduan unik antara keajaiban alam, kisah legenda, dan kekayaan spiritualitas. Dipercaya didirikan antara abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, Candi Songgoriti telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan peradaban.

Tradisi lokal menuturkan kisah Mpu Supo, utusan Mpu Sindok dari Mataram Kuno, yang ditugaskan menemukan sumber air di pegunungan. Di Songgoriti, ia menemukan kawah vulkanik yang menyemburkan air panas dan belerang. Bukannya menakutkan, Mpu Supo justru membangun candi untuk “menjinakkan” kekuatan alam tersebut, membagi aliran air menjadi tiga: air panas, air dingin, dan air belerang, menciptakan petirtaan suci yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan.

Bangunan utama candi, yang berdiri di atas batur batu andesit berukuran 14-14,7 m x 8-10 m, menampilkan relung-relung yang dulunya dihuni arca Ganesha, Agastya, dan Durga, menunjukkan identitasnya sebagai candi Hindu-Siwa. Beberapa ahli mengaitkan candi ini dengan Prasasti Sangguran (928 M), menunjukkan hubungan antara candi dan komunitas pandai besi lokal. Lebih dari itu, legenda lokal menafsirkan arsitektur candi dan petirtaannya sebagai representasi Samudra Manthan dalam mitologi Hindu: candi sebagai Gunung Mandara, dan petirtaan sebagai lautan susu suci (Kshirasagara).

Baca Juga :  ROCKGENERASI Fest & Competition 2025 Sukses Guncang Madiun, Wujudkan Regenerasi Musik Rock Indonesia

Sumur dan saluran di bawah candi masih mengeluarkan tiga jenis air: panas, dingin, dan belerang. Air belerang, dengan kandungan kimia terapetik, dipercaya mampu menyembuhkan penyakit kulit dan memulihkan kesehatan. Ritual mandi dan prosesi di petirtaan ini, terutama pada hari-hari tertentu seperti Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, terus dilakukan hingga kini. Bahkan, konon Mpu Supo sendiri menggunakan kolam ini untuk mendinginkan keris magisnya

Candi Songgoriti juga dibalut misteri. Suara gemericik dan kilap cahaya di petirtaan pada malam hari kerap dilaporkan, fenomena yang masih menjadi perdebatan ilmiah. Ritual tengah malam di hari Jumat atau Selasa Kliwon, untuk memohon “tuah” dari air tiga sumber, masih dilakukan hingga sekarang, menunjukkan kelanjutan tradisi mistis yang lekat dengan candi ini.

Baca Juga :  Keluarga Besar H. Mat Safi'i Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW dan Aqiqah anak kedua dari Ferry Irawan 

Terletak di kawasan wisata Songgoriti, candi ini menjadi destinasi alternatif yang menarik. Air panasnya bahkan telah dimanfaatkan untuk hotel dan vila sejak tahun 1970-an. Candi Songgoriti bukan hanya situs sejarah, tetapi juga simbol harmonisasi manusia dan alam, menunjukkan kearifan leluhur dalam memanfaatkan dan menghormati kekuatan alam. Kisah Mpu Supo, relief arca suci, dan tiga mata air yang mistis, merajut sejarah, budaya, dan spiritualitas dalam satu kesatuan yang unik dan patut dilestarikan sebagai bagian penting dari warisan bangsa.(Asmaul)

By Cahyo