Pasuruan- liputanwartajatim.com, Warga Desa Tempuran, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, merasa kecewa dengan pelaksanaan audit proyek Dana Desa (DD) yang dilakukan Inspektorat. Sebelumnya, dalam kesepakatan di Balai Desa Tempuran, Camat Pasrepan berjanji akan memfasilitasi surat kepada Inspektorat agar audit dilakukan dengan disaksikan warga. Namun, saat Inspektorat turun ke desa, warga tidak diberi tahu dan tidak diajak ke lokasi proyek yang diaudit.
Kekecewaan warga pun memuncak. Mereka mendatangi Balai Desa untuk meminta pertanggungjawaban Pemerintah Desa terkait audit tersebut. Pemdes Tempuran yang merasa kebingungan akhirnya menghubungi pihak Forkopimca Pasrepan agar hadir di Balai Desa untuk melakukan mediasi dengan warga yang marah.
Mediasi pun digelar pada Selasa (18/2/2025), dipimpin oleh Camat Pasrepan, R. Didik S. Dalam sambutannya, ia berusaha menenangkan warga dan menjelaskan bahwa Inspektorat memiliki aturan serta SOP sendiri dalam bekerja. “Kami tidak bisa mengintervensi kinerja Inspektorat, pemahaman ini saya sampaikan agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik,” jelasnya.
Namun, warga yang sudah terlanjur marah sulit diajak negosiasi. Bahul, salah satu perwakilan warga, dengan tegas meminta Kepala Desa untuk mendatangkan Inspektorat kembali ke Balai Desa agar audit dilakukan secara terbuka. Ia bahkan menuding adanya kongkalikong antara Pemerintah Desa dan Inspektorat untuk menyembunyikan sesuatu dari masyarakat.
Situasi semakin memanas, perdebatan sengit pun terjadi antara warga dan Camat Pasrepan. Ketegangan memuncak saat Camat R. Didik S. terpancing emosi, menggebrak meja, lalu meninggalkan tempat mediasi. Aksi tersebut memicu kemarahan warga yang merasa tidak dihargai oleh pemimpin mereka.
Seorang warga bahkan melontarkan celetukan tajam, “Masak jadi bapaknya masyarakat kok nggak bisa jadi panutan?” Komentar tersebut semakin memperkeruh suasana dan membuat warga semakin geram atas sikap Camat dalam menangani polemik ini.
Namun, warga tetap mendesak agar Inspektorat kembali turun ke desa dengan transparansi penuh.
(Tim)