Beranda Artikel Blambangan ” Akhir Sebuah Tanda Tanya Besar”

Blambangan ” Akhir Sebuah Tanda Tanya Besar”

24
0

BLAMBANGAN, Entah telah berapa tulisan saya buat, baik atas keinginan sendiri sekedar sebagai status di Facebook atau yang saya tulis karena permintaan orang lain untuk dimuat Media Online dan Media Cetak. Blambangan, seolah tak pernah kering untuk terus di timba. Siapapun yang tinggal di eks-Kerajaan Blambangan (Karesidenan Besuki plus Lumajang dan Probolinggo) dan mereka yang tertarik dengan tanda tanda sejarahnya pasti juga

tak akan pernah bosan untuk memburu dan melacak tulisan apapun tentangnya.

A. ASAL USUL SEBUAH NAMA.

1. Identitas Blambangan

SUMBER

STATUS

ASAL KATA

ARTI KATA

TAHUN

PENDIRI

BALUMBUNG

Negarakertagama 1359 pupuh XXVIII, Suluk Balumbung

Kadipaten milik Majapahit.

Lumbu ( b. Kawi ) – Ba-lumbu-an- Pa-lumbu-an

Baca Juga :  SOLUSI TEPAT AGAR TIDAK TERJADI PHK DI INDONESIA DAN KRISIS BESAR

Talas/Lateng/Walur (Balur)- Bahan pangan-Lumbung.1352 M

Sira Dalem Sir Bima Chill Kepakisan

Baluran (Candibang)

Sidopuro Asembagus.

 

BLAMBANGAN

Suluk Balumbung, Babad2 Blambangan, Daghregister V.O.C

Kerajaan Merdeka

Lambang

Lambang Siwa 1479 M

Menak Sembar Kutha Sembara

Kutha Lamajang

Kutha Dawung

Di Banyuwangi

Suluk Balumbung, Babad2 Blambangan Daghregister VOC

Kerajaan Merdeka Lambwang

Pinggir/Tepi 1655 M

Tawangalun II Kutha Macan Putih Wijenan.

Kutha Lateing

2. Sumber Tentang Balumbung – Blambangan

a. Prasasti WATU GONG abad 7/8 M

Prasasti Watu Gong terletak di Dusun Kaliputih, Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji, Jember. Batu berbentuk Gong ini memiliki sebaris kalimat sehingga di sebut Prasasti.

Kalimat tersebut menurut W.F. Suttabeim dalam laporannya yang berjudul Oudheidkundige Aanteekeningen di perkirakan berasal dari abad Ke – 7.

Baca Juga :  Sambut Hari Jadi Polwan ke-76, Srikandi Bhayangkara Polres Mojokerto Gelar Donor Darah

Dalam Prasasti tersebut terdapat Kalimat Parvteswara’ ( Pramesy’wara yang berarti Dewa Gunung), Nama lain Sejak Menempati Kutha Sembara, di ganti menjadi Ba – Lam bang -an sebagai identitas Lambang Siwa yang merujuk pada Pendapat bahwa Gunung Mahameru ( Gunung Raung Kuno ) Sebagai Kailas Siwa.

Sumber : Emha Aji Ramawidi (MAW)- https:/ajisaangkala, id