SIDOARJO – Liputan Warta Jatim, Gerakan dakwah tak melulu dari mimbar. Di Sidoarjo, Majelis Ansor Scooterist (MAOS) membuktikannya. Komunitas pecinta vespa ini sukses menggelar “NGACO” (Ngaji Coro Opo Wae) Chapter 2, sebuah kegiatan dakwah yang unik dan kekinian. Berbeda dari pengajian konvensional, NGACO memanfaatkan keasyikan berkendara vespa untuk mendekatkan nilai-nilai Islam kepada generasi muda.
Acara yang berlangsung Sabtu lalu di halaman Kantor PCNU Sidoarjo ini menarik perhatian. Bukan hanya para anggota MAOS, namun juga puluhan anggota Banser, dai muda, dan komunitas scooter lainnya turut hadir. Suasana penuh keakraban dan semangat persaudaraan begitu terasa di antara lantunan sholawat dan obrolan santai.
Konsep “Ngaji Coro Opo Wae” sendiri menunjukkan fleksibilitas dakwah MAOS. Pengajian tak lagi terpaku pada tempat dan waktu tertentu, melainkan bisa dilakukan di mana saja, bahkan di tengah perjalanan touring dengan vespa. Hal ini sejalan dengan semangat NU di abad kedua, yang menekankan pentingnya pendekatan yang relevan dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Gus Bahron, Pembina MAOS dan Ketua Rijalul Ansor PC Sidoarjo, menjelaskan, “Di era digital ini, kita harus beradaptasi. NGACO adalah bukti bahwa dakwah bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, menjangkau kalangan muda yang mungkin kurang tertarik dengan metode konvensional.”
Bahkan, Ketua PCNU Sidoarjo, K.H. Zaenal Abidin, turut mendukung penuh kegiatan ini. Beliau bahkan meminjamkan vespa kesayangannya untuk digunakan dalam kegiatan touring MAOS. “Ini bukan sekadar nostalgia, tetapi strategi dakwah yang efektif,” ujar Kiai Zaenal. Beliau juga menekankan pentingnya memperbanyak sholawat sebagai kunci syafaat.
Tokoh muda NU, Gus Sahal Asrori, menambahkan, “MAOS telah berhasil memadukan nilai-nilai agama dengan budaya lokal. Dakwah harus hidup dalam keseharian, bukan hanya teori belaka.” Ia berharap model syiar seperti NGACO dapat menginspirasi komunitas lain untuk berkreasi dalam berdakwah.
NGACO Chapter 2 diakhiri dengan peluncuran kaos edisi khusus dan diskusi antar komunitas. Acara ini menjadi bukti bahwa dakwah bisa dilakukan dengan cara yang inovatif dan membumi, menunjukkan wajah Islam yang ramah dan penuh keakraban. Dari Sidoarjo, MAOS memberikan inspirasi baru bagi gerakan dakwah di Indonesia. Mereka membuktikan bahwa suara mesin vespa pun bisa menjadi media syiar yang efektif. (Asmaul)