Banyuwangi – Liputan Warta Jatim, Menurut keterangan Romo Edi Ronggo Penasihat Organisasi (Permadani)Tuban, yg membedakan Antara Kasta secara nyata Bangsawan dan Trah ialah terletak pada kedudukan Secara nyata.
Jika bangsan Menduduki kedudukan nyata secara Turun Temurun dalam mengemban Tugas, baik dalam Keraja’an ataupun jajaran keraton…
Yang di sebut Trah ialah Keturunan dari sejarah jejak perjalanan Khidupan dari orang tua hingga kakek buyut nenekoyang nya, itulah di sebut Trah..
Generasi Keturunan atau Trah ini tidak bisa di samakan dalam menyandang Gelar kedudukan orang tuanya hingga Nenek moyang nya, Trah atau keturunan ini Scra formal ada yg tercatat Secara formal, Ataupun scra Non Formal, jika Non Formal DI katakan Ada Trah sambung Ke Leluhur jika dalam Sikap Prilaku serta tindakan nya Membuat orang Lain nyaman, Aman ,Damai, Kebanyakan Orang yang sprti itu Memiliki Jalur trah Para Bangsawan Luhur atau Orang – Orang yang Berjiwa Luhur pada jamannya, sehingga tidak menutup kemungkinan Akan mengalirkan darah luhur, pada generasi turunan nya.
Perbeda’an Satriya, se’orang Satriya ialah orang yg jujur dan komitmen ,di Siplin dalam Menjalankan Tugasnya, jika ia menjalankan Tugas pasti Sesuai.
Dan Bertanggung Jawab Atas Apa yg di Emban nya.
Se’orang Satriya bisa dari Bangsa WAN yg Berjiwa Satriya, Ada juga dari Bangsa Trah keturunan Orang Luhur.
Karena TIDAK Menutup Kemungkinan Dari Bangsawan juga tidak Sedikit yg Meninggalkan Kebangsawanan nya, Untuk Lebih Memilih Hidup Sederhana dan Hidup di Pedesa’an Menurut Keterangan Romo Edi Ronggo, Salah Satu Sesepuh Dewan Penasihat Organisasi Permadani ( Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani)
Red//KRT SUJANA DIPURA.