Beranda Kabar Jatim Angkat Kopi Rakyat, Banyuwangi Gelar Festival Kopi Kalibaru

Angkat Kopi Rakyat, Banyuwangi Gelar Festival Kopi Kalibaru

48
0

 

LIPUTANWARTAJATIM.com ll BANYUWANGI – Kecamatan Kalibaru di Kabupaten Banyuwangi, merupakan salah satu sentra perkebunan kopi. Untuk mengangkat kekayaan cita rasa kopinya, para petani kopi setempat menggelar “Festival Kopi Rakyat” bertajuk Kalibaru Kopi Fiesta yang berlangsung selama 3 hari, Kamis – Sabtu (1-3 Agustus 2024).

Menariknya, festival kopi tersebut digelar di dua sentra kawasan kopi, yakni di Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo. Selama tiga hari, festival diisi berbagai acara. Selain pameran produk UMKM kopi, juga ada sesi Public Cupping dimana sebanyak 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal dinilai oleh para ahli.

Juga ada diskusi publik sebagai penguatan literasi kopi yang diikuti petani kopi, pelaku UMKM, serta ahli kopi. Membahas berbagai topik terkait pengembangan kopi di Kalibaru, strategi pemasaran, serta upaya peningkatan kualitas dan daya saing kopi lokal.

“Lewat festival ini, kami berharap identitas dan brand kopi Banyuwangi semakin kuat. Sehingga peluang petani kopi rakyat mendapatkan pasar yang semakin terbuka,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat menghadiri Festival Kopi tersebut.

Baca Juga :  LSM LIRA Sidoarjo Kawal Pencairan Gaji Yang Lima Bulan Belum Terbayarkan Eks Buruh PT HSI 

Festival Kopi Rakyat digelar rutin setiap tahun oleh Pemkab Banyuwangi di sentra-sentra kopi. Di Kecamatan Kalibaru, luasan perkebunan kopinya merupakan terluas nomor dua di Banyuwangi, mencapai 3.847 hektar yang didominasi jenis robusta, dengan rata-rata produksinya mencapai 4.256 ton pertahun.

Sementara total luas perkebunan kopi rakyat di Banyuwangi mencapai 9.778 hektar. Produksi kopi rakyat mencapai 10.600 ton per tahun.

“Dengan jumlah produksi kopi rakyat yang cukup besar, maka bila pemasarannya dimaksimalkan bisa memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi petani. Semoga lewat festival ini memperluas pasar mereka,” ujar Bupati Ipuk.

Pemkab sendiri telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan Ham, dengan brand “Kopi Robusta Java Banyuwangi”.

Baca Juga :  Melalui Apel Pagi Kalapas Ingatkan Dua Hal Penting

“Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang menjadi dasar legalitas kopi Banyuwangi, sebagai perlindungan terhadap ke-otentikan kopi robusta Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

Dalam festival itu, Bupati Ipuk berkesempatan mencicipi aneka cita rasa kopi-kopi hasil pemrosesan dari para pegiat kopi lokal. Salah satunya adalah kopi dengan merek X-Baroe yang dikelola oleh Muchamad Shodiq, seorang petani sekaligus pegiat kopi muda Kalibaru.

“Kami tergabung di kelompok tani dengan luasan lahan sekitar 15 hektar. Kami melakukan penanaman sekaligus pemrosesan kopi hingga melakukan pemasaran sendiri,” kata Shodiq.

Shodiq merupakan salah satu petani muda yang mendapatkan pelatihan menanam kopi dari Pemkab Banyuwangi. Pelatihan dilakukan Pusat penelitian Kopi dan Kakao di Jember.

“Alhamdulillah kami dapat ilmu menanam dan memproses kopi yang baik dari hulu ke hilir. Adanya festival ini, harapan kami semakin memperluas pemasaran kopi Kalibaru,” harap Shodiq. (rag)