JAKARTA – Liputan Warta Jatim ll Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi turut andil dalam memeriahkan gelaran Indonesian Prison Product and Art Festival (IPPA Fest) yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Dalam kegiatan yang merupakan pameran hasil karya dan seni warga binaan dari seluruh Indonesia yang digelar mulai tanggal 21 April hingga 23 April di Lapangan Banteng Jakarta Pusat itu Lapas Banyuwangi mengirimkan beberapa hasil karya warga binaan, seperti batik dan kerajinan tangan.
Produk hasil karya warga binaan Lapas Banyuwangi dipajang pada stan Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur bersama hasil karya warga binaan dari UPT Pemasyarakatan se Jawa Timur.
Batik yang menjadi produk unggulan dari Lapas Banyuwangi bahkan dijadikan sebagai kostum dalam fashion show yang dikombinasikan dengan beberapa batik dari UPT lain.
Yang lebih membanggakan, udeng khas Banyuwangi dengan bahan dasar kain batik karya warga binaan Lapas Banyuwangi mampu menarik perhatian Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi yang turut mendampingi kegiatan tersebut mengatakan bahwa udeng karya warga binaan Lapas Banyuwangi digunakan langsung oleh Menteri Imipas.
“Suatu kebanggaan hasil karya teman-teman warga binaan Lapas Banyuwangi digunakan langsung oleh Bapak Menteri Imipas,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa kualitas produk yang dihasilkan oleh warga binaan Lapas Banyuwangi memiliki daya saing dan berkualitas.
“Ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami untuk terus mendorong kegiatan pembinaan di Lapas Banyuwangi agar mampu menghasilkan produk yang menembus pasaran,” ungkapnya.
Mukaffi berharap melalui kegiatan IPPA Fest yang bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap karya dan kreativitas warga binaan tersebut mampu menggugah semangat warga binaan agar terus mengasah keterampilan yang dimiliki untuk menghasilkan hasil karya yang bermanfaat.
“IPPA Fest menjadi kegiatan yang sangat positif sebagai wadah untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa tingginya tembok Lapas maupun Rutan tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya dan memperbaiki diri,” imbuhnya.
Melalui berbagai produk dan karya seni yang berhasil diukir oleh para warga binaan, menggambarkan bahwa tujuan sistem Pemasyarakatan untuk mengembalikan para pelanggar hukum ke masyarakat dengan perubahan perilaku dan bekal keterampilan telah berjalan sesuai yang diharapkan.
“Berbagai program pembinaan di Lapas menjadi sarana reintegrasi sosial untuk menumbuhkan semangat bagi warga binaan dalam mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
**Humas**