MINAHASA- Liputanwartajatim.com, Polemik serah terima Bupati Minahasa berbuntut panjang. Pasalnya, menurut Sekda Minahasa Lynda Watania bahwa Mantan Pj Bupati Minahasa Noudy Tendean diundang dalam paripurna pidato perdana Bupati Terpilih.
Namun kenyataannya tidak ada undangan sama sekali, sehingga sejumlah masyarakat menilai atau menduga Sekda “Pangtowo” (berbohong).
Dalam statement wawancara kepada sejumlah Media usai paripurna Sekda mengaku mengundang PJ secara langsung lewat undangan tulisan.
Hanya saja pihaknya tidak memaksakan jika ada pejabat terundang yang tidak berkenan hadir.
“Kalo ada pejabat yang tidak bisa hadir (meskipun sudah diundang) ya nda bisa dipaksakan,” terang Wantania Kamis, (06/02/25).
Sementara itu, melalui pesan singkatnya dari mantan PJ Bupati Noudy Tendean menerangkan secara tegas jika dirinya tidak pernah mendapat undangan sama sekali.
“Jangankan telpon, WA saja tidak pernah, apalagi diberi undangan” ujarnya melalui pesan WA.
Kejadian ini banyak membuat persepsi miring dikalangan warga Minahasa.
Sorotan warga menduga selama Pj Bupati Tendean menjabat kemungkinan ada perselisihan ataupun ada perang dingin antar kedua pejabat tinggi Minahasa tersebut.
Memang secara senior, Sekda Lynda Watania merupakan senior dari Mantan PJ Bupati Tendean.
Namun, untuk jenjang kepemimpinan waktu Tendean menjadi Pj Bupati Minahasa, otomatis Watania harus mengikuti perintah Penjabat Bupati.
“Mungkin saja ya,” kata Novi Karepouan seorang warga saat berbincang dengan Media ini di salah satu rumah kopi Kawangkoan.
Kemungkinan lanjut dia mantan PJ Tendean mempersempit ruang gerak Watania waktu itu sehingga nanti kelihatan jelas dugaan balas dendam Watania di serah terima Bupati Minahasa.
“Padahal kejadian Mayor perintah Kolonel itu biasa dalam jabatan kepemimpinan. Dan sebagai aparat sipil Negara harus terima apapun kepercayaan jabatan yang diberikan oleh atasannya,”terang Warga seraya mengharapkan agar polemik ini segera mendapat kejelasan sehingga tidak berbuntut panjang di hari depan.
(Red/Tim)