CILACAP – Liputan Warta Jatim, PT PLN (Persero) UIT JBT UPT Purwokerto terus mendukung transisi energi guna mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060. Upaya ini diwujudkan melalui Program Grow Project Transmission, yang mengajak petani membudidayakan pohon Kaliandra Merah sebagai bahan bakar campuran batu bara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Dalam implementasinya, PLN menanam sebanyak 22.000 bibit Kaliandra Merah di lahan produktif seluas 8 hektare di Desa Keleng, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Senin (24/2/2025). Penanaman ini dilakukan bersama petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Rahayu serta dihadiri oleh General Manager (GM) PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT), Abdul Salam Nganro, dan Kepala Desa Keleng, Arsidi.
Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan biomassa sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. “Kami mengubah metode tanam pohon keras yang sebelumnya tumbuh di bawah transmisi menjadi tanaman Kaliandra Merah, yang memiliki berbagai manfaat,” ujar Abdul Salam Nganro dalam acara Launching Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN.
Salam menegaskan bahwa selain menjaga keandalan listrik, program ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. “Kaliandra Merah memiliki nilai ekonomi tinggi, baik dari kayunya yang berkalori tinggi untuk cofiring PLTU, maupun daunnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pelet ikan,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bunga Kaliandra Merah juga menjadi sumber makanan bagi lebah madu, sehingga berpotensi meningkatkan produksi madu di daerah tersebut. PLN berharap upaya ini dapat membantu mengurangi gangguan listrik akibat vegetasi di bawah jaringan transmisi serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Dengan adanya program ini, kami berharap semakin banyak daerah yang tertarik untuk mengembangkan budidaya Kaliandra Merah, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas,” ujar Salam. PLN pun berencana mengembangkan program ini di wilayah lain yang memiliki potensi serupa, serta berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah desa.
Sementara itu, Kepala Desa Keleng, Arsidi, mengapresiasi inisiatif PLN dan optimis bahwa budidaya Kaliandra Merah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. “Selain kayunya bisa dijual, masyarakat juga dapat memanfaatkan daunnya untuk berbagai keperluan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan workshop sawdust yang mendukung program ini membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar, seperti menjadi operator mesin, penebang kayu, dan pengangkut kayu.
Selain penanaman Kaliandra Merah, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan uji coba mesin sawdust sebagai bagian dari upaya optimalisasi pemanfaatan biomassa. Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi sekaligus berkontribusi dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Pewarta : Asih Murwanti