Surabaya – Liputan Warta Jatim, Guna mewujudkan kekuatan dan kedaulatan perairan yurisdiksi nasional Indonesia, Puspenerbal menggelar Diskusi Teknis Konsep Operasi Peperangan Anti Kapal Selam (AKS), Anti Kapal Permukaan (AKPA) dan C6ISR yang dibuka Wakil Komandan Puspenerbal, Laksma TNl Bayu Alisyahbana mewakili Komandan Puspenerbal, Laksda TNl Sisyani Jaffar, Rabu (16/1/2025).
Acara diskusi yang digelar Puspenerbal di Auditorium Hotel Premier Place Surabaya ini, dihadiri Irpuspenerbal, Dirrenbang Puspenerbal, Dirlambangja Puspenerbal, Dankolat Penerbal serta diikuti perwakilan perwira TNl AL dari satuan Kodiklatal, Koarmada ll, AAL dan Puspenerbal.
Diskusi Teknis Konsep Operasi Peperangan AKS, AKPA dan C6ISR (Realisasi Command, Control, Communications, Computers, Cyber-Defense, Combat Systems, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance) ini, menghadirkan beberapa narasumber, antara lain Tom King dari RSG Airbus Helicopter, Mahmoud EL Awaini dan Zafar Javaid dari PAL Aero space dan Fabian Knechtl dari Schiebel.
Komandan Puspenerbal dalam amanatnya yang dibacakan Wadan Puspenerbal mengatakan bahwa tugas TNI AL berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yaitu menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah NKRl, serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Dalam upaya menghadapi ancaman kontemporer dan potensi infiltrasi yang semakin kompleks lanjutnya, diperlukan penguasaan mutlak atas perairan yurisdiksi nasional. Implementasi konsep Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang mencakup sinergi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Pesawat Udara (Pesud), Korps Marinir, dan pangkalan, menjadi landasan untuk memperkuat operasi gabungan TNI AL.
Menurutnya, salah satu komponen vital dalam doktrin operasi gabungan tersebut, adalah pengembangan kemampuan peperangan AKS, AKPA serta penerapan teknologi modern berbasis C6ISR.
“Dalam dinamika peperangan modern, yang terus berkembang akibat kemajuan teknologi dan perubahan ancaman global, interoperabilitas menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditawar,” terangnya.
Dengan prinsip ini, TNI AL dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis data yang akurat dan sinergi antar elemen operasi, baik di tingkat nasional maupun multinasional.
Oleh karena itu tambahnya, diskusi teknis ini menjadi momen yang sangat penting. Melalui forum ini, diharapkan akan lahir gagasan-gagasan strategis dan inovatif terkait penyusunan konsep operasi (Concept of Operations/Conops) yang sesuai dengan perkembangan era modern.
Terlebih lagi, dengan upaya peningkatan kekuatan melalui pengadaan frigate multi-misi, helikopter multirole, pesawat intai maritim strategis, dan UAV, seluruh kekuatan ini harus terintegrasi untuk mendukung pelaksanaan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Melalui diskusi ini, diharapkan mampu memperkuat konsep pertahanan negara di sektor maritim, guna menjaga dan mempertahankan kedaulatan perairan Indonesia di masa kini dan masa depan.
“Saya percaya, dengan semangat profesionalisme dan kerja sama yang kuat, kita dapat memberikan kontribusi terbaik untuk keamanan dan kedaulatan negara,” pungkasnya.
TNI AL Puspenerbal
Publisher : Warno