BLAMBANGAN, Entah telah berapa tulisan saya buat, baik atas keinginan sendiri sekedar sebagai status di Facebook atau yang saya tulis karena permintaan orang lain untuk dimuat Media Online dan Media Cetak. Blambangan, seolah tak pernah kering untuk terus di timba. Siapapun yang tinggal di eks-Kerajaan Blambangan (Karesidenan Besuki plus Lumajang dan Probolinggo) dan mereka yang tertarik dengan tanda tanda sejarahnya pasti juga
tak akan pernah bosan untuk memburu dan melacak tulisan apapun tentangnya.
A. ASAL USUL SEBUAH NAMA.
1. Identitas Blambangan
SUMBER
STATUS
ASAL KATA
ARTI KATA
TAHUN
PENDIRI
BALUMBUNG
Negarakertagama 1359 pupuh XXVIII, Suluk Balumbung
Kadipaten milik Majapahit.
Lumbu ( b. Kawi ) – Ba-lumbu-an- Pa-lumbu-an
Talas/Lateng/Walur (Balur)- Bahan pangan-Lumbung.1352 M
Sira Dalem Sir Bima Chill Kepakisan
Baluran (Candibang)
Sidopuro Asembagus.
BLAMBANGAN
Suluk Balumbung, Babad2 Blambangan, Daghregister V.O.C
Kerajaan Merdeka
Lambang
Lambang Siwa 1479 M
Menak Sembar Kutha Sembara
Kutha Lamajang
Kutha Dawung
Di Banyuwangi
Suluk Balumbung, Babad2 Blambangan Daghregister VOC
Kerajaan Merdeka Lambwang
Pinggir/Tepi 1655 M
Tawangalun II Kutha Macan Putih Wijenan.
Kutha Lateing
2. Sumber Tentang Balumbung – Blambangan
a. Prasasti WATU GONG abad 7/8 M
Prasasti Watu Gong terletak di Dusun Kaliputih, Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji, Jember. Batu berbentuk Gong ini memiliki sebaris kalimat sehingga di sebut Prasasti.
Kalimat tersebut menurut W.F. Suttabeim dalam laporannya yang berjudul Oudheidkundige Aanteekeningen di perkirakan berasal dari abad Ke – 7.
Dalam Prasasti tersebut terdapat Kalimat Parvteswara’ ( Pramesy’wara yang berarti Dewa Gunung), Nama lain Sejak Menempati Kutha Sembara, di ganti menjadi Ba – Lam bang -an sebagai identitas Lambang Siwa yang merujuk pada Pendapat bahwa Gunung Mahameru ( Gunung Raung Kuno ) Sebagai Kailas Siwa.
Sumber : Emha Aji Ramawidi (MAW)- https:/ajisaangkala, id