Malang – Liputan Warta Jatim, Program Pengabdian Masyarakat berbasis Mahasiswa (PMM) tahun 2024 ini merupakan program hibah yang diberikan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTM) Kemendikbudristekdikti yang difasilitasi Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya (DRPM UB). Jum’at (1/11/24)
Tim dari fakultas Pertanian yang berkolaborasi dengan fakultas MIPA dan FILKOM mengusulkan program terkait sekolah Adiwiyata bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kota Malang. Sebagai pemantik, kegiatan ini diawali dengan webinar dan workshop bertajuk “Pengelolaan Daur Ulang Sampah.”
Kegiatan ini turut melibatkan Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI), yang terdiri dari guru dan kepala sekolah dari sekolah-sekolah negeri dan swasta yang telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata.
Selama empat hari, kegiatan ini menyajikan materi mengenai komposting, eco enzyme, dan biowash yang disampaikan oleh para ahli, antara lain Gabryna Auliya Nugroho, S.P., M.P., M.Sc., Dr. Arie Srihardyastutie, S.Si., M.Kes., dan Dr. Riyanti Isaskar, S.P., M.Si. Materi tersebut disampaikan melalui webinar di Zoom serta sesi workshop langsung di Ecogreen Recycling Plaza, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Webinar ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dan masyarakat umum, dengan lebih dari 300 peserta dari seluruh Indonesia yang bergabung secara daring. Sementara itu, workshop juga mendapatkan sambutan hangat, dengan jumlah peserta yang melebihi kuota yang ditentukan.
Dr. Riyanti Isaskar, S.P., M.Si., Ketua Pelaksana kegiatan , mengungkapkan apresiasinya terhadap antusiasme peserta. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif, serta mendorong praktik daur ulang yang lebih luas di berbagai kalangan.
“Saya sangat terkesan dengan tingginya minat masyarakat untuk mendalami proses daur ulang sampah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang bermanfaat semakin meningkat, bahkan dapat menambah penghasilan dari barang-barang yang sudah tidak terpakai,” ungkapnya
Tidak hanya manfaat pengetahuan, namun juga ilmu praktik yang diajarkan langsung memberikan dampak nyata untuk sekolah. Program ini memberikan dukungan pengakuan SKS konversi sebanyak 6 sks kepada mahasiswa yang berpartisipasi. Kegiatan mencakup pelatihan pembuatan Eco-enzym, biowash, serta produk turunannya seperti sabun cair. Selain itu, ada juga pelatihan tentang kompos, konversi energi, sanitasi, kebersihan, drainase, dan gradasi.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di 15 sekolah, terdiri dari 10 SD dan 6 SMP, yang melibatkan siswa dan guru.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan praktis, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. Riyanti, dosen pendamping yang terlibat dalam kegiatan ini. Sehingga siswa dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga lingkungan sekitar mereka.
Mahasiswa Universitas Brawijaya berkomitmen untuk melanjutkan program ini ke sekolah-sekolah lain guna meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda. (Red)