Grebek Maulid, Memperingati Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW ialah suatu Tradisi yang di lakukan oleh kiyai Adipati Wiro Wongsonegoro di Puri Kadipaten Wongsonegaran, di dusun Sumbertempur, Sumbergirang, Puri, Mojokerto sejak dari Nenek moyang hingga sa’at ini Masih Lestari & terjaga.
Tradisi Maulid ini selalu menggunakan beberapa jenis simbol – simbol kehidupan, ada Tumpeng, jenis polo Pendem, polo Sampar,polo rambat, Ada bunga Telon, telur Ayam yang di bungkus pakai daun pisang. Ada kemaron yang terbuat dari Tanah di dalam ada beberapa jenis biji – biji dari hasil bumi. Ratusan Takir juga di sajikan dalam Acara Maulid.
Leluhur Nusantara dalam Mengajarkan tak Lupa dengan simbol makanan ataupun hasil bumi, sebab di dalama sejarah kejadian Manusia berasal dari saripati Makanan dan Minuman, dengan harapan Kita sebagai generasi ini jangan Sampai melupakan sejarah kejadian kita ialah dari Alam semesta.
filosofi Takir Daun Pisang. Kata takir sendiri berasal dari “nata” karo “mikir” ( menata dan berpikir) yang bermakna bahwa dalam kehidupan senantiasa harus mempertimbangkan dan menata setiap ucapan Tindakan dan langkah yang diambil dengan pemikiran Matang dan tenang, seksama, mendalam dan berhati – hati agar mendapatkan hasil yang Maksimal. Daun pisang sendiri merupakan Simbol kembali ke alam simbol hubungan manusia dengan alam yang selaras dan tidak terpisahkan, sebab pohon pisan dan daun pisang sendiri memiliki kelebihan yang serba guna yakni Memberikan kemanfa’atan pada Manusia.
Dengan filosofi daun pisang tersebut agar manusia mampu memberikan kemanfaatan pada kehidupan .
Acara Maulidirosul juga di isi dengan Manakib syeh Abdul Qodir Djaelani, Do’a Tawasul buat para leluhur Nusantara dari Nabi Adam hingga Nabi Muhamad,dan seluruh Para Tokoh yang pernah terlibat Menata Alam semesta ini,karena Atas jasa beliyaulah kita bisa Menikmati hidup hingga sa’at ini.
Acara Maulidirosul yang di adakan di kadipaten Wongsonegaran ini di Hadiri beberapa keluarga Reh Wongsonegaran KASUNAN Surakarta Hadi ningrat dan beberapa Tokoh Agama beserta warga masyarakat setempat.
Pesan pemangku Wilayah KPHAD Kyai WIRO WONGSO NEGORO pada keluarga Reh Wongsonegaran, Acara Maulid ialah suatu tradisi tasyakuran kita kepada junjungan Nabi besar Muhamad SAW yang telah memberi suri tauladan pada kita,dari jaman kegelapan hingga terang benderang sa’at ini, Manakib Syeh Abdul Qodir Djaelani ialah salah satu ritual untuk memudahkan segala urusan kehidupan Manusia.
Beliau juga berpesan di dalam melaksanakan ritual ataupun ibadah apapun harus di dasari dengan Lilo Legowo ( Lilahi Ta’ala ) dengan lilahi Ta’ala justru kita di berikan kemudahan dan Rijki yang berlipat – lipat tutur kiyai Adipati Wiro Wongso Negoro.
KRT SUJONO DIPURO