Liputan Warta Jatim-Bogor 17 September 2024 Nabi Muhammad ﷺ, sebagai utusan terakhir Allah, merupakan sosok yang dikenal dengan kelembutan hati, kasih sayang yang mendalam, dan cinta yang luar biasa terhadap seluruh umat manusia. Kecintaan beliau kepada umatnya bukan hanya ditunjukkan semasa hidupnya di dunia, tetapi juga melampaui batas-batas alam semesta, abadi hingga hari kiamat. Kasih sayang beliau terbentang melintasi waktu dan ruang, mencerminkan hakikat cinta sejati yang tiada bandingannya.
Sejak awal dakwahnya, Nabi Muhammad ﷺ selalu mengedepankan rasa cinta dan belas kasih kepada umatnya. Dalam menghadapi segala rintangan dan kesulitan, beliau tetap teguh dan penuh kesabaran, menunjukkan bahwa kecintaannya kepada umat tidak tergantung pada situasi. Beliau mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, serta saling menghormati sebagai inti dari agama Islam.
Kasih Sayang di Setiap Perjuangan
Dalam setiap tindakan dan perjuangannya, Rasulullah ﷺ senantiasa memikirkan kebaikan umatnya. Ketika menerima wahyu, beliau tak henti-hentinya mengkhawatirkan keselamatan manusia dan bagaimana mereka bisa terhindar dari siksa akhirat. Dalam riwayat-riwayat yang diriwayatkan para sahabat, sering kali beliau menangis dalam doa malamnya, memohon kepada Allah agar umatnya mendapatkan ampunan dan rahmat.
Pada saat sakit menjelang wafat, yang paling dipikirkan Nabi bukanlah dirinya sendiri, melainkan nasib umatnya setelah beliau tiada. Kalimat “Ummati, ummati” (umatku, umatku) yang beliau ucapkan dengan suara lirih di detik-detik akhir hidupnya menunjukkan betapa besar kecintaan beliau kepada umatnya. Nabi Muhammad ﷺ rela menanggung beban luar biasa demi memastikan umatnya selamat dari kesengsaraan dunia dan akhirat.
Doa Nabi Melintasi Zaman
Tidak hanya dalam kehidupan di dunia, cinta Rasulullah ﷺ terhadap umatnya juga terwujud dalam doa-doa yang terus beliau panjatkan. Salah satu bentuk doa yang paling menyentuh hati adalah ketika beliau meminta kepada Allah agar diberikan hak syafaat (pertolongan) untuk umatnya di akhirat. Syafaat inilah yang akan menjadi harapan terbesar bagi umat Islam kelak, di mana Nabi ﷺ akan memohonkan ampunan dan rahmat dari Allah bagi mereka yang berdosa.
Kasih sayang Nabi yang tak terbatas ini bahkan mencakup umatnya yang datang setelah generasi sahabat, mereka yang tidak pernah melihat beliau secara langsung. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad ﷺ pernah menyatakan kerinduan kepada umatnya yang akan datang di masa depan, yang dengan penuh keimanan mengikuti ajarannya tanpa pernah bertemu dengannya. Ucapan ini membuktikan bahwa cinta Nabi melintasi waktu, mengalir sampai ke seluruh umatnya di setiap zaman.
Cinta yang Melampaui Alam Dunia
Kasih sayang Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya terbatas pada kehidupan di dunia. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa beliau masih mengkhawatirkan keadaan umatnya di alam barzakh dan di hari kebangkitan nanti. Keinginan beliau untuk menolong umatnya hingga mereka berhasil memasuki surga merupakan bukti nyata bahwa cinta beliau menembus batas-batas alam dunia.
Di hari kiamat, ketika semua manusia berdesakan mencari perlindungan, Nabi Muhammad ﷺ akan menjadi satu-satunya yang memohon kepada Allah dengan penuh ketundukan untuk keselamatan umatnya. Beliau akan memberikan syafaat kepada umat Islam, membantu mereka keluar dari kesulitan-kesulitan yang tak terbayangkan. Kasih sayang yang beliau tunjukkan ini adalah refleksi dari rahmat Allah yang menyeluruh, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).
Kisah cinta Nabi Muhammad ﷺ kepada umatnya adalah kisah yang tiada habisnya untuk diceritakan. Cinta itu melampaui batasan ruang dan waktu, serta menunjukkan betapa besarnya perhatian beliau terhadap keselamatan dan kesejahteraan umatnya. Sebagai umatnya, kita diingatkan untuk selalu meresapi dan meneladani kasih sayang beliau dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat meraih cinta Allah dan Rasul-Nya, serta mendapatkan syafaat yang beliau janjikan kelak di akhirat.
Cinta Nabi Muhammad ﷺ adalah cahaya yang terus menyinari perjalanan umatnya, dari dunia hingga akhirat. Sebuah cinta yang tak hanya mengajarkan ketulusan, tetapi juga memperlihatkan makna pengorbanan dan harapan yang abadi.
Oleh : Aden Saputra, S.Pd.I, SH