Surabaya – Liputan Warta Jatim, PPPKRI Bela Negara Mada 1 Jawa Timur dan Media Jawa Pes memperingati hari pahlawan 10 November, hari wayang Dunia 9 November dan hari wayang Nasional tanggal 7 November, dengan cara mengadakan gelar budaya berupa Campursari, LGS (Langen Gita Surabaya) Jaranan Bumi Laras Manunggal Turonggo Singo Barong, dilanjutkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan 5 (lima) dalang Polri dan sinden Polwan bertempat di jalan Stail Kebon Binatang Surabaya Sabtu, 25 November 2023.
Tampak hadir dalam acara Ketua PPPKRI Bela Negara Mada 1 Jawa Timur Eko Gaza, Wakil ketua Wahab Imanto, Sekretaris Moeji Santoso, segenap pengurus beserta anggota PPPKRI Bela Negara Mada 1 Jawa Timur dan Mada 2 Mojokerto, tak ketinggalan Ketua Umum PJI (Persatuan jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori bersama istri, Ketua Umum Pemuda Pusura Cak Dullah dan sekretaris Muji, dari PPAD Jatim Adi Wibowo,
Sebelum acara inti pentas wayang kulit, sore hari digelar wayang kulit oleh 4 (empat) dalang anak, puncaknya pagelaran wayang dengan Lakon Semar Bangun Nuswantoro dipentaskan oleh 5 (lima) dalang Polri yang tergabung dalam Padangkara (Paguyuban Dalang Bhayangkara)
1. AKP DR. Adam Suwito, SH., MH
2. (Brigpol) Ki Philip Novavila
3. (AIPTU) Ki Dasuki, SH.,
4. (IPDA) Ki Anom Sutrisno, SH.,
5. (AIPTU) Ki Widagdyo, SH dan bintang Tamu (AKBP) DR. Ki Dodik Eka W, SH., M.Hum.
Ketua PPPKRI Bela Negara Mada 1 Jawa Timur Eko Gaza mengucapkan banyak terimakasih karena terselenggaranya pagelaran budaya atas peran serta anggota PPPKRI Bela Negara Mada 1 Jawa Timur dan Pimpinan Jawa Pes beserta awak media Jawa Pes
Lanjut Eko Gaza, kegiatan gelar budaya ini bertujuan agar generasi muda tahu dan mengenal budaya bangsa sendiri, “jika bukan kita siapa yang akan melestarikan wayang kulit, ” tandasnya
“Wayang ini adalah warisan budaya dan sudah diakui oleh UNESCO maka dalam setiap memperingati hari Pahlawan dan hari wayang akan diadakan gelar budaya agar tidak diakui oleh negara lain,” terangnya
Rizal Diansyah S.T. selaku ketua Panitia penyelenggara berpesan menggelar wayang kulit ada pesan tersirat untuk generasi muda dalam pagelaran ini.
Agar bisa menjadi motivasi bagi pemuda penerus bangsa. Ini salah satu cara kita ikut berperan melestarikan budaya nasional.
“Semoga dengan pagelaran wayang kulit yang kita gelar malam ini bisa menjadi motivasi bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa di masa yang akan datang untuk terus melestarikan kesenian daerah,” kata Rizal kepada awak media Liputan Warta Jatim
(Dedik)