Banyuwangi – Liputan Warta Jatim, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mulai menggelar skrining tuberkulosis (TBC) bagi warga binaannya, Senin (8/9). Sebanyak 900 lebih warga binaan akan menjalani skrining yang akan digelar secara bertahap selama empat hari kedepan.
Skrining TBC merupakan proses pemeriksaan awal untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi tuberkulosis. Metode skrining yang digunakan yaitu metode rontgen dada.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menyebut skrining TBC dilakukan sebagai upaya deteksi dini guna mencegah penularan di dalam lingkungan Lapas dan melakukan pengobatan yang tepat apabila terdapat warga binaan yang terjangkit.
“Kami menargetkan dalam satu hari mampu melakukan skrining terhadap 250 warga binaan,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan skrining TBC ini terlaksana melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, diantaranya Dinas Kesehatan Banyuwangi, RSUD Blambangan, Puskesmas Mojopanggung, Puskesmas Sobo, dan Puskesmas Gladag.
“Proses skrining juga melibatkan Tirta Medical Center sebagai pihak yang menyediakan peralatan skrining,” imbuhnya.
Wayan menambahkan, selain untuk pencegahan, skrining kesehatan ini juga menjadi bagian dari pemenuhan hak dasar warga binaan.
“Ini adalah implementasi dari hak dasar warga binaan, yaitu hak untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sehingga melalui skrining TBC ini, Lapas Banyuwangi berkomitmen penuh untuk menjaga dan melindungi kesehatan bagi seluruh warga binaan,” ungkapnya.
Ke depan, jika dari hasil skrining ini terdapat warga binaan yang diduga terjangkit TBC, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan dahak. Apabila terbukti positif, maka akan segera dilakukan pengobatan sesuai dengan standar protokol pengobatan TBC hingga tuntas.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan untuk pengobatan dan pencegahan, serta tindak lanjut apabila terdapat temuan TBC,” pungkas Wayan.
Kancel